Detik.com - Para perajin tahu-tempe di
Indonesia mulai merasakan dampak pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS
yang berimbas pada harga kedelai impor. Sebanyak 11.500 perajin tahu dan tempe
mengurangi jumlah produksinya setiap hari hampir 50%
"Jadi dari 115.000 perajin tahu dan tempe itu 10% (11.500 perajin) melakukan perlambatan produksi dari biasanya per hari mereka bisa produksi 100 kg kini hanya 50 kg saja," ungkap Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe dan Tahu Indonesia (Gakoptindo) Aip Syarifuddin kepada detikFinance, Selasa (27/8/2013).
Perajin yang paling banyak melakukan pengurangan produksi antaralain di Aceh dari 300 perajin hanya 100 pengrajin yang berproduksi normal. Begitupula dengan daerah lain seperti di Musi Banyuasin (Palembang), Kulonprogo (Yogyakarta). Bahkan banyak juga di antara perajin yang melakukan aksi demo terkait dampak mahalnya harga kedelai impor seperti yang terjadi di Aceh dan Kulonprogo.
"Harga kedelai itu tergantung daerahnya seperti di DKI Jakarta harganya itu Rp 8.500-8.700/kg, di Kulonprogo sudah 9.200/kg di Cilacap juga sama. Musi Banyuasin lebih dari Rp 9.000/kg harga normal itu kalau rupiah tidak melemah hanya Rp 7.500-7.700/kg," tuturnya.
Gakoptindo bersikap belum mau melakukan mogok produksi. Pihaknya masih menunggu keputusan apa yang dikeluarkan pemerintah termasuk salah satunya menunggu kejelasan realisasi impor kedelai oleh Perum Bulog.
"Gakoptindo belum mau mogok kita tunggu sikap pemerintah untuk menurunkan harga kedelai kita. Katanya minggu ini izin impor Bulog sudah mau keluar," cetusnya.
"Jadi dari 115.000 perajin tahu dan tempe itu 10% (11.500 perajin) melakukan perlambatan produksi dari biasanya per hari mereka bisa produksi 100 kg kini hanya 50 kg saja," ungkap Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe dan Tahu Indonesia (Gakoptindo) Aip Syarifuddin kepada detikFinance, Selasa (27/8/2013).
Perajin yang paling banyak melakukan pengurangan produksi antaralain di Aceh dari 300 perajin hanya 100 pengrajin yang berproduksi normal. Begitupula dengan daerah lain seperti di Musi Banyuasin (Palembang), Kulonprogo (Yogyakarta). Bahkan banyak juga di antara perajin yang melakukan aksi demo terkait dampak mahalnya harga kedelai impor seperti yang terjadi di Aceh dan Kulonprogo.
"Harga kedelai itu tergantung daerahnya seperti di DKI Jakarta harganya itu Rp 8.500-8.700/kg, di Kulonprogo sudah 9.200/kg di Cilacap juga sama. Musi Banyuasin lebih dari Rp 9.000/kg harga normal itu kalau rupiah tidak melemah hanya Rp 7.500-7.700/kg," tuturnya.
Gakoptindo bersikap belum mau melakukan mogok produksi. Pihaknya masih menunggu keputusan apa yang dikeluarkan pemerintah termasuk salah satunya menunggu kejelasan realisasi impor kedelai oleh Perum Bulog.
"Gakoptindo belum mau mogok kita tunggu sikap pemerintah untuk menurunkan harga kedelai kita. Katanya minggu ini izin impor Bulog sudah mau keluar," cetusnya.
0 comments:
Post a Comment
Komentar anda sangat berarti untuk perkembangan blog ini :
♦ Komentar sesuai dengan topic pembahasan
♦ No LINK AKTIF, SARA, SPAM
♦ Menjaga silaturahmi sesama blogger
♦ Disarankan menggunakan Open ID