Perubahan sosial adalah proses yang meliputi bentuk keseluruhan aspek kehidupan masyarakat. Menurut pengamatan, perubahan sosial telah menjadi titik kajian beragam ilmu yang sifatnya lintas disiplin. Perubahan sosial adalah masalah teori-teori sosial yang dipakai untuk menerangi fenomena perubahan sosial secara sepihak. Dalam banyak hal, ternyata teori, substansi dan metodologi tidak bisa terpisah menjadi suatu sistem berpikir untuk memahami fenomena perubahan sosial yang lengkap.
Perubahan sosial menggambarkan suatu proses
perkembangan masyarakat. Pada satu sisi perubahan sosial memberikan suatu ciri
perkembangan atau kemajuan (progress) tetapi pada sisi yang lain dapat pula
berbentuk suatu kemunduran (regress). Perubahan sosial dapat terjadi oleh
karena suatu sebab yang bersifat alamiah dan suatu sebab yang direncanakan.
Perubahan sosial yang bersifat alamiah adalah suatu perubahan yang bersumber
dari dalam masyarakat itu sendiri. Sedangkan perubahan sosial yang direncanakan
adalah perubahan yang terjadi karena adanya suatu program yang direncanakan,
seringkali berbentuk intervensi, yang bersumber baik dari dalam ataupun dari
luar suatu masyarakat. Perubahan yang direncanakan yang datang dari dalam
masyarakat yang bersangkutan, seringkali merupakan program perubahan yang
dibuat oleh sekelompok anggota masyarakat tertentu, biasanya para elite
masyarakat, yang ditujukan bagi kelompok-kelompok masyarakat lainnya.
Gejala perubahan sosial yang masih relevan dalam
tatanan kehidupan masa kini adalah gejala modernisasi yang dicanangkan dunia
Barat untuk memperbaiki perekonomian masyarakat di negara-negara Dunia Ketiga.
Dampak modernisasi sangat luas, baik yang dianggap positif maupun negatif oleh
kalangan masyarakat di negara-negara Dunia Ketiga, baik yang berkaitan dangan
masalah ekonomi, sosial, politik, budaya dan ilmu pengetahuan. Modernisasi
sebagai fenomena perubahan mendapat respon yang beragam, bahkan dikritisi
sebagai westernisasi. Bagaimanapun sebuah masyarakat bukanlah 'bejana' kosong
yang begitu saja menerima hal-hal yang berasal dari luar, tetapi ia memiliki
mekanisme tertentu melalui norma-norma dan nilai-nilai tradisi (budaya) dalam
menangani dan menanggapi perubahan yang terjadi.
Dalam kaitannya dengan hal ini adalah peran para
agen perubahan (pemerintah dan lembaga-lembaga masyarakat) yang mampu
mengantisipasi berbagai perkembangan masyarakat sehingga mampu mengarahkan
masyarakat untuk berubah ke arah yang lebih baik.
Aspek-aspek Perubahan Sosial
Dalam ilmu sosiologi dibedakan antara sosiologi
makro dan sosiologi mikro. Sosiologi makro adalah ilmu sosiologi yang
mempelajari pola-pola sosial bersekala besar terutama dalam pengertian
komparatif dan historis, misalnya antara masyarakat tertentu, atau antara bangsa
tertentu. Sosiologi mikro lebih memberikan perhatian pada perilaku sosial dalam
kelompok dan latar sosial masyarakat tertentu (Salim, 2002: 11). Berangkat dari
pengertian tersebut agak sulit menempatkan studi perubahan sosial, apakah dalam
posisi sosiologi makro atau mikro. Akan tetapi, mempertimbangkan beberapa hal,
seperti akan dijelaskan kemudian, studi perubahan sosial berwajah ganda, baik
sosiologi makro maupun mikro.
Namun demikian, merumuskan suatu konsep atau
definisi yang dapat diterima berbagai pihak merupakan pekerjaan yang sulit dan
bisa jadi tidak bermanfaat. Itulah sebabnya, dalam kajian ini teori perubahan
sosial yang dikedepankan tidak berpretensi untuk memuaskan sejumlah tuntutan.
Dalam kajian ini yang dimaksud dengan satu pengertian perubahan sosial adalah
terjadinya perubahan dari satu kondisi tertentu ke kondisi yang lain dengan
melihatnya sebagai gejala yang disebabkan oleh berbagai faktor. Hal itu terjadi
lebih sebagai dinamika “bolak-balik” antara hakikat dan kemampuan manusia
sebagai makhluk yang hidup dan memiliki kemampuan tertentu (faktor internal)
berdialektika dengan lingkungan alam (fisik), sosial, dan budayanya (faktor
eksternal).
Persoalan yang dibicarakan oleh teori perubahan
sosial antara lain sebagai berikut. Pertama, bagaimana kecepatan suatu
perubahan terjadi, ke mana arah dan bentuk perubahan, serta bagaimana
hambatan-hambatannya. Dalam kasus masyarakat Indonesia, hal ini dapat dilakukan
dengan melihat sejarah perkembangan sosialnya. Seperti diketahui, Indonesia
mengalami proses percepatan pembangunan, atau modernisasi awal terutama setelah
tahun 1900-an, yakni ketika Belanda memperkenalkan kebijakan politik etis. Akan
tetapi, seperti akan dijelaskan kemudian, percepatan perubahan di Indonesia
terutama terjadi setelah tahun 1980-an. Hal itu berkaitan dengan pengaruh
timbal balik perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta beberapa
kemudahan yang disebabkan faktor tersebut.
Kedua, faktor apa yang berpengaruh terhadap
perubahan sosial. Dalam hal ini terdapat enam faktor yang berpengaruh terhadap
perubahan sosial; (1) penyebaraan informasi, meliputi pengaruh dan mekanisme
media dalam menyampaikan pesan-pesan ataupun gagasan (pemikiran); (2) modal,
antara lain SDM ataupun modal finansial; (3) teknologi, suatu unsur dan sekaligus
faktor yang cepat berubah sesusai dengan perkembangan ilmu pengetahuan; (4)
ideologi atau agama, bagaimana agama atau ideologi tertentu berpengaruh
terhadap porses perubahan sosial; (5) birokrasi, terutama berkaitan dengan
berbagai kebijakan pemerintahan tertentu dalam membangun kekuasaannya; (6) agen
atau aktor. Hal ini secara umum termasuk dalam modal SDM, tetapi secara
spesifik yang dimaksudkan adalah inisiatif-inisiatif individual dalam “mencari”
kehidupan yang lebih baik.
Ketiga, dari mana perubahan terjadi, dari
negara, atau dari pasar bebas (kekuatan luar negeri), atau justru dari dalam
diri masyarakat itu sendiri. Keempat, hal-hal apa saja yang berubah dan
bagaimana perubahan itu terjadi. Seperti diketahui, perubahan dapat sesuatu
yang berbentuk fisik (tampak/material), misalnya terjadinya pembangunan dalam
pengertian fisik, tetapi ada pula hal-hal yang tidak tampak (nonmaterial),
seperti pemikiran, kesadaran, dan sebagainya. Kelima, hal-hal atau
wacana-wacana apa saja yang dominan dalam proses perubahan sosial tersebut?
Misalnya, untuk kasus Indonesia di antara enam faktor perubahan seperti
disinggung di atas, mana di antaranya yang dominan, dan mengapa hal tersebut
terjadi.
Keenam, bagaimana membedakan konteks-konteks
perubahan dalam setiap masyarakat dan bagaimana proses sosial tersebut
berlangsung. Dalam masalah ini, pertama, ada yang disebut proses reproduksi,
yakni proses pengulangan-pengulangan dalam ruang dan waktu yang berbeda seperti
halnya warisan sosial dan budaya dari masyarakat sebelumnya. Kedua, apa yang
disebut sebagai proses transformasi, yakni suatu proses perubahan bentuk atau
penciptaan yang baru, atau yang berbeda dari sebelumnya.
Kesimpulan
Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat. Hal-hal yang berkaitan dengan perubahan sosial: Nilai-nilai sosial, Pola-pola perilaku, Organisasi, Lembaga kemasyarakatan, Lapisan dalam masyarakat, Kekuasaan dan wewenang. Faktor Penyebab Perubahan Sosial: Laju penduduk , Penemuan-penemuan baru, Pertentangan, Pemberontakan / revolusi. Bentuk-bentuk perubahan sosial: Lambat & Cepat, Kecil & Besar, Intended Change (perubahan yang di kehendaki) dan Uninted Change (perubahan yang tidak di kehendaki).
Pendidikan adalah serangkaian kegiatan komunikasi antara manusia dewasa dengan si anak didik secara tatap muka atau dengan menggunakan media dalam rangka memberikan bantuan terhadap perkembangan anak seutuhnya. Pendidikan memiliki peran strategis dan vital bagi kelangsungan suatu bangsa. Oleh perubahan yang gencar terjadi, pendidikan bisa menjadi korban. Pendidikan yang kehilangan pijakan akan terbang mengikuti arah angin perubahan yang sedang terjadi. Maka perubahan sosial yang terjadi baik itu mengangkut nilai-nilai sosial, pola-pola perilaku, organisasi, lembaga kemasyarakatan, lapisan dalam masyarakat, maupun berkaitan dengan kekuasaan dan wewenang (politik), harus dihadapi dengan perubahan dalam dunia pendidikan. Pendidikan justru harus mampu menjadi agen perubahan, bukan menjadi korban perubahan.
Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat. Hal-hal yang berkaitan dengan perubahan sosial: Nilai-nilai sosial, Pola-pola perilaku, Organisasi, Lembaga kemasyarakatan, Lapisan dalam masyarakat, Kekuasaan dan wewenang. Faktor Penyebab Perubahan Sosial: Laju penduduk , Penemuan-penemuan baru, Pertentangan, Pemberontakan / revolusi. Bentuk-bentuk perubahan sosial: Lambat & Cepat, Kecil & Besar, Intended Change (perubahan yang di kehendaki) dan Uninted Change (perubahan yang tidak di kehendaki).
Pendidikan adalah serangkaian kegiatan komunikasi antara manusia dewasa dengan si anak didik secara tatap muka atau dengan menggunakan media dalam rangka memberikan bantuan terhadap perkembangan anak seutuhnya. Pendidikan memiliki peran strategis dan vital bagi kelangsungan suatu bangsa. Oleh perubahan yang gencar terjadi, pendidikan bisa menjadi korban. Pendidikan yang kehilangan pijakan akan terbang mengikuti arah angin perubahan yang sedang terjadi. Maka perubahan sosial yang terjadi baik itu mengangkut nilai-nilai sosial, pola-pola perilaku, organisasi, lembaga kemasyarakatan, lapisan dalam masyarakat, maupun berkaitan dengan kekuasaan dan wewenang (politik), harus dihadapi dengan perubahan dalam dunia pendidikan. Pendidikan justru harus mampu menjadi agen perubahan, bukan menjadi korban perubahan.
FAKTOR PENDORONG
TERJADINYA PERUBAHAN SOSIAL DI BIDANG POLITIK
1.
Berkembangnya zaman
2.
Bergantinya
perundang-undangan yang berlaku
3.
Masyarakat lebih
demokratis
4.
UUDS tidak sesuai
dengan jiwa proklamasi
5.
Tunbuhnya kebudayaan
dan penemuan baru
6.
Pertentangan atau
konflik
7.
Pemberontakan dan
revolusi
8. Orientasi ke masa
depan
9.
Asimilasi
10.
Sistem pendidikan
formal yang lebih maju sehingga menimbulkan SDM yang lebih inovatif
DAMPAK YANG DI
TIMBULKAN DARI PERUBAHAN SOSIAL DI BIDANG POLITIK
Dampak positif:
- Lebih menghemat waktu, tenaga, biaya dan fikiran.
- Hasil perhitungan suara yang akurat dan cepat .
- Rakyat merasa lebih dihargai .
- Terjadi perubahan sistem ketatanegaraan menjadi lebih baik.
Dampak negatif:
- Meningkatnya golput (golongan putih).
- Mementingkan diri sendiri dibanding kepentingan bersama.
- Kampanye yang anarkis menimbulkan kerusuhan dan kemacetan lalu lintas.
- Banyak menimbulkan kerusuhan kerusuhan di kubu pemerintahan, karena partai yang terpilih masih mementingan golongan partainya.
- Kepentingan kelompok lebih menonjol di banding kepentingan masyarakat, sehingga masyarakat lebih hidup individualis atau kurang peduli dengan pemerintah.
UPAYA PENGENDALIAN
UNTUK MENGURANGI DAMPAK YANG DI TIMBULKAN PERUBAHAN SOSIAL DI BIDANG POLITIK
- Pemerintah atau partai-partai politik mesti meningkatkan kinerja, khususnya mensejahterakan rakyat.
- Harus diadakan pengamanan yang ketat, juga kondisi sesuai suasana.
- Para politisi harus lebih professional, dengan mengedepankan urusan rakyat dibanding urusan partai.
- Harus ada rasa tanggung jawab dari masing – masing individu.
- Pembentukan segala bentuk aturan atau UU yang didukung oleh tata kelola pemerintah yang bersih, berwibawa dan mengedepankan kepentingan masyarakat.
- Memberikan penerangan atau penjelasn tentang pentingnya memberikan hak suara.
- Membangun kominikasi dengan publik dimana public bisa dirangsang untuk berpartisipasi dalam pemilu.
- Menampilkan citra positif dan kampanye yang kreatif.
Baca Juga :
Thanks gan :D
ReplyDeletesangat bermanfaat :))
bibit salak pondoh
ReplyDeleteSelamat Siabng
ReplyDeleteBibit Salak Madu
ReplyDeleteJual Bibit Salak Pondoh Di Jogja
Beli Bibit Salak Pondoh