Detik.com - Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu)
Mahendra Siregar mengaku khawatir masalah ekonomi Indonesia yang sedang melemah
akan menjadi cover atau sampul majalah The Economist. Majalah mingguan global berpengaruh
ini sebelumnya memuat edisi rontoknya ekonomi India.
Seperti diketahui India, Indonesia dan China menjadi negara yang tetap tumbuh ekonominya saat krisis global menerpa 2008 lalu.
"Kalau bapak-bapak sempat baca The Economist, cover depannya itu India, ada tiga laporan editorial yang mengupas apa yang terjadi dengan India," ujar Mahendra di acara Law & Business Forum di Hotel JS Luwansa, Kuningan, Jakarta, Selasa (27/8/2013).
Dalam majalah tersebut kata Mahendra dibahas inflasi India mencapai 10%, defisit APBN 7%, pertumbuhan ekonomi anjlok dari 7,5% menjadi 4,3%, reformasinya tidak ada yang jalan, masalah infrastrukturnya juga berat, pembebasan tanah berat, tenaga kerja berat, birokrasi dan korupsi berat.
"Masalah-masalah itu terdengar akrab dengan kondisi Indonesia," ucap Mahendra.
Di dalam majalah tersebut juga dibahas Indonesia, dibahas laporan terkait Indonesia, apa yang terjadi di Indonesia, mengapa sinar ekonomi Indonesia kini meredup.
"Saya hanya ingin ingatkan kita semua, kalau kita tidak hati-hati tinggal menunggu waktu saja The Economist front pagenya Indonesia," ucap Mahendra.
Apalagi kesamaan Indonesia dan India yang lain yakni India juga akan melakukan pemilihan umum (Pemilu) pada 2014.
Seperti diketahui India, Indonesia dan China menjadi negara yang tetap tumbuh ekonominya saat krisis global menerpa 2008 lalu.
"Kalau bapak-bapak sempat baca The Economist, cover depannya itu India, ada tiga laporan editorial yang mengupas apa yang terjadi dengan India," ujar Mahendra di acara Law & Business Forum di Hotel JS Luwansa, Kuningan, Jakarta, Selasa (27/8/2013).
Dalam majalah tersebut kata Mahendra dibahas inflasi India mencapai 10%, defisit APBN 7%, pertumbuhan ekonomi anjlok dari 7,5% menjadi 4,3%, reformasinya tidak ada yang jalan, masalah infrastrukturnya juga berat, pembebasan tanah berat, tenaga kerja berat, birokrasi dan korupsi berat.
"Masalah-masalah itu terdengar akrab dengan kondisi Indonesia," ucap Mahendra.
Di dalam majalah tersebut juga dibahas Indonesia, dibahas laporan terkait Indonesia, apa yang terjadi di Indonesia, mengapa sinar ekonomi Indonesia kini meredup.
"Saya hanya ingin ingatkan kita semua, kalau kita tidak hati-hati tinggal menunggu waktu saja The Economist front pagenya Indonesia," ucap Mahendra.
Apalagi kesamaan Indonesia dan India yang lain yakni India juga akan melakukan pemilihan umum (Pemilu) pada 2014.
0 comments:
Post a Comment
Komentar anda sangat berarti untuk perkembangan blog ini :
♦ Komentar sesuai dengan topic pembahasan
♦ No LINK AKTIF, SARA, SPAM
♦ Menjaga silaturahmi sesama blogger
♦ Disarankan menggunakan Open ID