Detik.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
terus terperosok hingga di level 3.994,464 atau turun 126 poin (3,06%) pada
penutupan sesi I siang ini. Mengapa koreksi IHSG ini cukup dalam? Apa
faktornya?
Analis saham PT Aspirasi Indonesia Research Institute Yanuar Rizky menilai terus melemahnya indeks saham di pasar modal tidak lain karena spekulasi atas rumor di pasar keuangan.
Selain itu, ada 'pemain-pemain' di pasar modal yang memang sengaja melemahkan IHSG untuk bisa mengerek dolar.
"Jangan ditafsirkan jika IHSG turun karena rupiah melemah, justru sebaliknya. Penurunan saham dijadikan alat untuk mengerek dolar AS. Kurs melambung karena sahamnya digoreng sampai ke bawah," kata Yanuar kepada detikFinance, di Jakarta, Selasa (27/8/2013).
Dia menjelaskan, pelemahan IHSG tidak lagi dikaitkan dengan sentimen ekonomi global maupun dalam negeri. Menurutnya, volatilitas di pasar saham memang biasa terjadi.
Justru, kata dia, gejolak IHSG yang terjadi saat ini lebih karena spekulan-spekulan dan pemain-pemain saham yang ingin mengeruk keuntungan dari pelemahan rupiah dan anjloknya indeks saham.
"Pemain di pasar modal sudah sangat tahu kondisi ekonomi akan begini. Semua sudah siap di posisinya masing-masing. Pemain-pemain kan sengaja membuat kondisi seperti ini untuk cari untung sebesar-besarnya," jelasnya.
Yanuar menambahkan, seharusnya otoritas terkait perlu turun tangan untuk bisa mencegah spekulan atau pemain yang hanya mengambil keuntungan atas kondisi ini.
"Masa OJK, bursa, BI hanya bisa melihat ini di permukaan saja. Ini sebenarnya ada play maker bukan semata-mata kondisi ekonomi global atau dalam negeri. Cek dong di lapangan," kata Yanuar.
Analis saham PT Aspirasi Indonesia Research Institute Yanuar Rizky menilai terus melemahnya indeks saham di pasar modal tidak lain karena spekulasi atas rumor di pasar keuangan.
Selain itu, ada 'pemain-pemain' di pasar modal yang memang sengaja melemahkan IHSG untuk bisa mengerek dolar.
"Jangan ditafsirkan jika IHSG turun karena rupiah melemah, justru sebaliknya. Penurunan saham dijadikan alat untuk mengerek dolar AS. Kurs melambung karena sahamnya digoreng sampai ke bawah," kata Yanuar kepada detikFinance, di Jakarta, Selasa (27/8/2013).
Dia menjelaskan, pelemahan IHSG tidak lagi dikaitkan dengan sentimen ekonomi global maupun dalam negeri. Menurutnya, volatilitas di pasar saham memang biasa terjadi.
Justru, kata dia, gejolak IHSG yang terjadi saat ini lebih karena spekulan-spekulan dan pemain-pemain saham yang ingin mengeruk keuntungan dari pelemahan rupiah dan anjloknya indeks saham.
"Pemain di pasar modal sudah sangat tahu kondisi ekonomi akan begini. Semua sudah siap di posisinya masing-masing. Pemain-pemain kan sengaja membuat kondisi seperti ini untuk cari untung sebesar-besarnya," jelasnya.
Yanuar menambahkan, seharusnya otoritas terkait perlu turun tangan untuk bisa mencegah spekulan atau pemain yang hanya mengambil keuntungan atas kondisi ini.
"Masa OJK, bursa, BI hanya bisa melihat ini di permukaan saja. Ini sebenarnya ada play maker bukan semata-mata kondisi ekonomi global atau dalam negeri. Cek dong di lapangan," kata Yanuar.
owh begitu ya sb, baru tau saya
ReplyDelete